Anisa AE - Hiii rasanya masih terbayang di ingatan tentang malam itu. Malam yang baru pertama saya lewati dengan hati berdebar. Bagaimana tidak? Memang rumah yang saya tempati dari kecil ini bisa dibilang bukan rumah yang baik-baik saja. Maklumlah, rumah ini jadi satu dengan pesantren yang lama tidak dihuni.
Berkali-kali saya memang mengalami hal aneh. Misalnya saja saat tiba-tiba saja kran tempat wudhu di depan mushola (yang bersebelahan dengan kamar saya) tiba-tiba menyala pada jam 10 malam. Terkadang juga tercium bau harum bunga atau singkong bakar. Hal baru kemarin, saat saya baru saja membeli open-close buat pintu kaca. Pagi harinya, jelas tulisan itu sudah saya buka, Meiga saksinya. Tapi tak berapa lama, suami saya ngomel karena tulisan tersebut masih dalam status close. Iisssh bikin bete banget.
Banyak hal lain yang jika diceritakan pastinya akan menjadi satu buku penuh yang sangat tebal. Untungnya sampai saat ini, saya belum menemui sesuatu yang 'wah'. Semoga tidak ada hal aneh dan wah setelah saya menulis hal ini.
Kembali lagi ke saat malam itu. Hm, ceritanya sudah beberapa hari saya datang bulan dan belum berhenti. Awalnya hari itu berjalan normal seperti biasa, tak ada hal aneh sama sekali. Bahkan anak-anak juga tidur lebih awal dari biasanya.
Saya tidur di kasur atas dengan Michan, sementara suami dan Machin tidur di kasur bawah. Sebenarnya semua kasur lantai, sebutan kasur tinggi untuk bed dengan tinggi 20 cm, sedangkan kasur bawah untuk yang tebalnya 5 cm. Jadi, kaki saya dan suami sering bersinggungan saling sepak tanpa sengaja.
Saat itu, mimpi seperti biasa. Saya tahu kalau itu mimpi, walau rasanya agak aneh. Seperti berada di dunia lain yang hitam dan pekat. Banyak orang berseliweran, tapi saya tak mengenal. Tiba-tiba bulu kuduk pun merinding, saya pun membaca surah-surah pendek yang terlintas di otak. Biasanya, jika saya membaca surah seperti ini, maka suasananya akan berganti. Namun, kali ini beda. Malah banyak yang memperhatikan saya. Mungkin dipikir saya ini aneh.
Okey, saya pun langsung mencoba membangunkan diri seperti biasanya saat bermimpi. Ini mimpi, ini mimpi, ayo bangun.
Sayangnya saya tak bisa bangun. Kaki, tangan, dan seluruh tubuh saya seolah ada yang menindih. Luar biasa rasanya, saya takut. Langsung saja saya ucapkan surah-surah secara sadar. Okey, saat itu saya sudah sadar kalau tak lagi bermimpi, tapi rasanya tak bisa menggerakkan badan. Buka mata saja tak bisa.
Saya ucapkan banyak doa di dalam hati karena mulut pun rasanya tak bisa digerakkan. Takut pastinya. Saya paksakan mulut untuk mengucapkan doa. Alam sadar saya mengatakan, siapa tahu setelah berdoa secara lisan, maka tubuh saya pun bisa digerakkan. Cukup lama, sampai akhirnya mulut saya bisa mengucapkan doa. Namun doa yang keluar, hampir semua salah dalam pendengaran saya. Tapi saya tak peduli, terus saja berdoa. (Baca selengkapnya)
EmoticonEmoticon